(Muhamad Iqbal )
Kader HMI Cabang Bogor
Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi mahasiswa tertua di Indonesia sejak
dilahirkannya tahun 1947 memiliki peran sangat penting dalam sejarah bangsa
Indonesia. Dalam sejarahnya peran HMI sangat diperhitungkan oleh kalangan
aktivis dan pemerintahan saat itu, sempat adanya isu pembubaran HMI oleh
presiden RI saat itu yaitu Ir.Soekarno yang dihasut segelintir orang berdarah
PKI yang takut akan sepak terjang HMI
namun dengan kekuatan dan kecerdasan para pendahulunya , Ir.Soekarno
membatalkan pembubaran HMI, presiden hanya menyarankan untuk pembenahan dalam
tubuh HMI.
Ide-ide
dan gagasan yang diusung HMI sejak pertama adalah mempertahankan negara
republik Indonesia dan mempertinggi harkat martabat rakyat indonesia serta
menyebarkan ajaran agama islam. Dengan tujuannya tersebut hmi bisa menjadi
pionir yang menggabungkan kehidupan berbangsa dan beragama dalam segala
aktivitasnya.
Sudah
seringkali kita dengan bahwa HMI adalah organisasi yang banyak melahirkan
tokoh-tokoh nasional yang menjadi panutan dan pembaharu di republik Indonesia,
sejak dulu HMI banyak melahirkan para akademisi dan pemikir islam yang taat dan
cerdas, sehingga bisa mengambil peran dalam segi wawasan keilmuan dibidangnya,
seperti Nur Kholis Majid yang terkenal dengan pembaharuan Islamnya, Komaruddin
Hidayat, Azyumardi Azra, Ahmad Wahib dan lain sebagainya. Tapi yang patut kita
renungkan, realitas yang kita dengar itu adalah sejarah masa lalu. Inilah yang
harus kita ingat dan camkan “sejarah masa lalu”. Nama-nama tadi adalah output
dari perkaderan masa lalu.
Bagaimana saat ini?
HMI
masa kini, tepatnya setelah perubahan situasi politik Indonesia yang dikenal dengan istilah orde baru (Orba),
HMI cendrung kearah politis dan terlihat
mudur dalam perkaderan.
Dalam hal ini penulis akan lebih menyoroti mengenai
spiritualya.
Sering
kita dengar dan kita lihat saat ini kualitas spiritultas kader HMI dalam segi
ibadah misalkan sholat lima waktu, kemudian dalam berpakaian terkesan
urak-urakan dan masih banyak contoh lainnya. Apa yang saya sampaikan ini tentu
akan ada jawaban yang rasional, empiris dan logis yang terkesan retoris dari
kalangan pelaku (subjek) HMI. Tetapi mari kita lupakan sejenak jawaban retoris
tersebut, karena organisasi kita ini sangat jelas menjadikan islam sebagai
asasnya. Islam yang mudah difahami oleh masyarakat kebanyakan, akan tetapi
model keislaman seperti inilah yang jarang kita temukan di HMI.
Hal
ini dikarenakan dalam tubuh HMI yang banyak diwarnai dengan noda pola pikir
politik prkatis, dimana jabatan akan menjadikannya raja dan batu loncatan, hal
demikian bukan tidak baik dalam kehidupan berorganisasi namun tata cara yang
tidak menunjukan kecerdasan berorganisasi bisa menodai cita-cita luhur yang
diidamkan. Terlihat dan terkesan arogan para kader hmi kini mulai luntur dan
runtuh dalam segi spiritualitas, pembenahan diri dalam tubuh internal HMI harus
dimulai dari kesadaran para kader dalam ber-HMI, dimana dalam nilai-nilai dasar
perjuangan kita diyakinkan dengan adanya pencipta dan adanya yang diciptakan,
sebagaimana dalam surat QS.Ad-Dzariyat ayat 56 dijelaskan bahwa Allah
menciptkan jin manusia hanya untuk beribadah kepada Allah SWT”.
Dengan
demikian kembalikan ruh dan jiwa islam HMI sebagaimana asas yang digunakan
dalam berorganisasi. Islam dengan bahasa yang merakyat, dengan pemahaman yang
merakyat dan bukan islam yang mengedepankan retorika dalam pengamalannya. Mudah
– mudahan dengan inilah kita bisa mewujudkan dan menjadi bagian dari masyarakat yang diridhoi Allah
SWT sebagaimana yang termaktub dalam
tujuan HMI pasal 5.







0 comments:
Post a Comment