Wednesday, 22 October 2014

Air Mata Indonesia

Pada era saat ini, dapat kita lihat dengan jelas banyaknya pengangguran, anak – anak yang putus sekolah, petani yang “kelaparan”, dan lain – lain yang sangat sulit untuk ditangani. Terlebih lagi dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat tajam. Menurut publikasi BPS pada bulan Agustus 2010, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus ini adalah sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan disamping itu  ketersediaan pangan yang kurang mencukupi.
Sungguh ironis memang, kita bisa bersenang – senang melakukan apapun yang kita inginkan, tetapi coba kita lihat kehidupan di luar sana yang sangat berbeda dengan kita. Anak – anak yang masih tergolong usia dini, rela mengemis, mencari uang demi sesuap nasi, namun meninggalkan dunia pendidikan yang seharusnya mereka dapatkanBahkan Data Departemen Sosial  pada tahun 1998 tentang jumlah anak jalanan berkisar antara 50,000-170,000, bisa dibayangkan berapa jumlah anak – anak jalanan tahun ini.
Sementara, jika kita lihat perbandingannya dengan sumber daya alam yang kita miliki. “Hanya dengan menggali tanah kita bisa meraih kekayaan” itulah salah satu pepatah yang sering dilontarkan oleh masyarakat kita. Disisi lain, kita juga sering mendengar bahkan melantunkan sebuah lagu seperti ini “cangkul, cangkul, cangkul yang dalam menanam jagung di kebun kita” itu mengartikan bahwa kita mampu menanam di tanah kita sendiri.
Tahun ini pemerintah harus waspada bahwa sektor pertanian nasional makin terpuruk. Hal itu ditandai dengan menyusutnya lahan pertanian, baik padi maupun tanaman pangan lainnya. Namun, di sisi lain jumlah petani, terutama petani gurem justru meningkat. Hal itu berimbas pada rendahnya upah yang diterima kaum tani, sehingga mengakibatkan petani tetap miskin. Terbukti dengan laporan Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa, luas lahan pertanian padi di Indonesia pada 2010 tinggal 12,870 juta hektare (ha), menyusut 0,1% dari tahun sebelumnya 12,883 juta ha. Kita melihat mayoritas petani padi saat ini dalam kondisi sangat miskin. Hal itu menyebabkan sumbangan usaha tani padi dalam struktur pendapatan rumah tangga secara nasional merosot dari 36,2% pada 1980-an, menjadi 13,6%. Terkait hal itu, jumlah rumah tangga petani gurem dengan penguasaan lahan kurang dari 0,5 ha, baik milik sendiri maupun menyewa, meningkat dari 10,8 juta keluarga pada 1993 menjadi 13,7 juta keluarga pada 2003 dan diperkirakan menjadi 15,6 juta pada 2008, atau mencatat laju pertumbuhan 2,6%. Persentase rumah tangga petani gurem terhadap rumah tangga pertanian pengguna lahan juga meningkat dari 52,7% (1993) menjadi 56,5% (2003). Dengan laju pertumbuhan itu menunjukkan semakin miskinnya petani.
Mengapa saya mengambil topik permasalahan dengan Tema “Di balik Kekayaan Negeri Tercinta” ?
Ini merupakan sebagian kecil fakta dan realita yang terjadi di negeri kita, masih banyak terdapat permasalahan di kehidupan masyarakat. Kehidupan yang layak mungkin telah kita dapatkan, kemewahan, ataupun pekerjaan yang kita dapatkan setiap waktu. Tapi apakah kita sadar bahwa masih banyak saudara kita yang belum atau bahkan tidak pernah merasakan hal tersebut. . Sungguh ironis memang, kita bisa bersenang – senang melakukan apapun yang kita inginkan, tetapi coba kita lihat kehidupan di luar sana yang sangat berbeda dengan kita. Anak – anak yang masih tergolong usia dini, rela mengemis, mencari uang demi sesuap nasi, namun meninggalkan dunia pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan. Dengan kehidupan kita yang bermewah – mewahan, mengemban pendidikan dengan sangat mudah, bahkan kadang – kadang kita menunda – nunda tugas yang diberikan oleh guru ataupun dosen. Padahal, semua fasilitas sudah kita miliki, tetapi karena kemalasan itulah generasi muda akhirnya gagal. Disisi lain, banyak sarjana – sarjana baru yang lulus dengan IPK tinggi, namun sulit sekali untuk mendapatan pekerjaan.
Permasalahan tersebut membuat saya merasa tidak nyaman lagi hidup di Negara sendiri dengan keadaan yang tak kunjung selesai. Padahal kita semua tahu bahwa negeri ini sangat luas dan di beri potensi oleh Allah untuk sejahtera dan mendapat kehidupan layak. Namun kita perlu ketahui juga bahwa hal ini terjadi karena tindk dan perilaku kita sendiri. Jadi siapa yang patut kita salahkan dengan permaslahn seperti ini ?
Apakah Pemerintah ?
Rakyat ?
Atau Sistem yang berdiri di Negeri ini ?

Ketika kita menyalahkan Pemerintah, atau Rakyat, maka kita perlu berfikir kembali, siapa mereka ? dan jika kita menyalahkan sistem, siapa yang membuat ? Manusia, ya, kita semua merupakan manusia yang diciptaka oleh Allah, untuk mengatur dan berfikir akan negeri ini dengan memanfaatkan potensi dan kekayaan yang berada di Indonesia. Maka dari itu saya memilih tema “Di balik Kekayaan Negeri Tercinta” agar Hati kita tergugah dan sadar akan hal ini.
Apakah Indonesia dapat dikatakan merdeka apabila bangsa kita masih diatur oleh Bangsa lain? Jawabannya tentu tidak. Indonesia masih dijajah. Bersatu adalah kata kunci untuk merdeka. Tanpa ada kata mengeluh kita bisa meraih mimpi indah yang kita idam – idamkan. Kepekaan antara satu dengan yang lain akan memupuk kebersamaan bangsa kita.

(SAR)
SOLUSI, AKSI, dan REALISASI 
Syariat Islami

Ini merupakan satu bentuk dari keperihatinan saya hidup di negeri sendiri. Maka dari itu saya menggunakan 3 metode yang semoga saja efektif dilakukan oleh kita semua demi memajukan dan meyadarkan kita semua akan Kekayaan Negeri ini.
SOLUSI merupakan satu langkah penting yang harus kita lakukan dalam menyelesaikan setiap persoalan di negeri ini. Banyak hal-hal penting yang harus kita lakukan dalam mendapatkan sebuah SOLUSI, pertama : kita harus mengerti setiap persoalan yang kita hadapi, kedua : kita harus mengetahui setiap dampak baik atau buruk terhadap persoalan yang dihadapi, ketiga : kita harus mulai memikirkan solusi yang tepat dan mempertimbangkan dari segala aspek kehidupan.
AKSI merupakan langkah kedua setelah kita mendapatkan solusi yang tepat. Ketika solusi yang kita peroleh sudah dianggap menjadi solusi yang tepat dan yakin akan berdampak baik terhadap persoalan yang kita hadapi, maka dari itu kita harus segera berAKSI demi membantu kita dalam menyelasaikan setipa persoalan. Dan AKSI merupakan satu hal yang sangat penting, karena AKSI menjadi sebuah contoh real dalm setiap kehidupan bermasyarakat.
REALISASI merupakan langkah nyata yang kita lakukan setelah kita mendapatkan SOLUSI dan kita sudah mulai AKSI agar setiap yang kita harapkan dapat dengan mudah  terREALISASIkan dalam kehidupan sehari-hari.dalam REALISASI ini yang harus kita perhatikan adalah bagaimana respon masyarakat terhadap SOLUSI yang kita berikan dalam setiap AKSI yang kita lakukan agar kedua komponen tersbut dat terREALISASI.
Syari’at Islam kini menjadi perbincangan yang hangat dalam memcahkan sebuah permaslahan dalam kehidupan namun kini banyak orang yang menuntut keberadaan SYARI’AT ISLAM. Hal ini disebabkan kerena kesadaran bahwa hanya syariat Islam sajalah yang mampu menjawab berbagai persoalan yang tengah membelit negara ini, baik di lapangan ekonomi, politik, sosial, budaya dan pendidikan, setelah ideologi sosialisme-komunisme dan kapitalisme dan kapitalisme gagal memenuhi harapan.  Hal ini dapat ditunjukkan dengan semakin derasnya tuntutan penerapan syariat Islam, dan semakin kuatnya keyakinan dan sikap kaum Muslim untuk hanya taat kepada aturan Islam.  Meskipun demikian, tak urung ada juga pihak-pihak yang tidak suka dengan tuntutan diterapkannya syariat Islam.
Dalam kenyataannya, gagasan mengenai syari’at Islam ini tidaklah mudah untuk diwujudkan. Banyak ganjalan yang dihadapi, bukan hanya datang dari kalangan non-muslim, tapi juga  dari sebagian umat Islam sendiri termasuk tokoh-tokohnya. Mereka misalnya, mempertanyakan dan meragukan syariat Islam dengan alasan realitas, bentuk interaksi, dan kondisi masyarakat saat ini yang jauh berbeda dengan masa Rasulullah SAW, shahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. Jadi, menurut mereka, perlu penambahan dan pengurangan atau modifikasi terhadap syariat Islam sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.
Dengan Permasalahn tersebut maka saya memiliki beberapa Opini atau Pemiiran untuk dapat membantu dalam menyelasaikan atau sedikit mengrangi permasalahn di negeri ini.

Solusi
1.      Kita sadar akan Potensi yang kita memiliki.
2.      Kita peduli akan kehidupan negeri sendiri.
3.      Kita tahu akan potensi diri. 
Semua permasalahan ini patut kita Sadari, Peduli dan Ketahui semua hal yang berkaitan di kehidupan negeri.
 
     Aksi

1.      Lakukan apa yang seharusnya kita lakukan di negeri ini.
2.      Satukan pemikiran dan kuatkan benteng pertahanan negeri dengan kebersamaan.
Kepalkan tangan junjung tinggi keadilan dan kejujuran.

Realisasi  
Setelah kita sadar dan tahu apa yang harus kita lakukan maka segala pemikiran kita patut direalisasikan. 
1. Di mulai dari diri sendri intuk merealiasaikan.
2. Pengaruhi orang lain untuk terut aktif dalam berfikir.

disusun oleh : Muhamad Iqbal


0 comments:

Post a Comment